Kamis, 30 April 2015

Ukhuwah Penanda Iman

25 Feb 20:28 UkumRusyidasab: Bismillah. Umar Bin Khattab pernah berkata : Aku tidak mau hidup lama di dunia yang fana ini, kecuali karena tiga hal : Keindahan berdakwah dan berjihad di jalan-Nya. Repotnya bangun dan berdiri untuk Qiyamul Lail. Dan indahnya bertemu dengan sahabat-sahabat seiman. Mungkin kisah berikut ini mampu mengawal perasaan kita. Betapa ukhuwah itu merupakan penanda iman kita. Semenjak Rasulullah wafat, Bilal menyatakan bahwa dirinya tidak akan mengumandangkan adzan lagi. Ketika Khalifah Abu Bakar memintanya untuk menjadi muadzin kembali, dengan hati pilu nan sendu bilal berkata : Biarkan aku hanya menjadi muadzin Rasulullah saja. Rasulullah telah tiada, maka aku bukan muadzin siapa-siapa lagi. Abu Bakar pun tak bisa lagi mendesak Bilal untuk kembali mengumandangkan adzan. Kesedihan sebab ditinggal wafat Rasulullah terus mengendap di hati Bilal. Dan kesedihan itu yang mendorongnya meninggalkan Madinah, dia ikut pasukan Fath Islamy menuju Syam, dan kemudian tinggal di Homs, Syria. Lama Bilal tak mengunjungi Madinah, sampai pada suatu malam, Rasulullah hadir dalam mimpi Bilal, dan menegurnya : Ya Bilal, Wa maa hadzal jafa? Hai Bilal, mengapa engkau tak mengunjungiku? Mengapa sampai seperti ini? Bilal pun bangun terperanjat, segera dia mempersiapkan perjalanan ke Madinah, untuk ziarah ke makam Rasulullah. Sekian tahun sudah dia meninggalkan Rasulullah. Setiba di Madinah, Bilal bersedu sedan melepas rasa rindunya pada Rasulullah, pada sang kekasih. Saat itu, dua pemuda yang telah beranjak dewasa, mendekatinya. Keduanya adalah cucu Rasulullah Hasan dan Husein. Dengan mata sembab oleh tangis, Bilal yang kian beranjak tua memeluk kedua cucu Rasulullah tersebut. Salah satu dari keduanya berkata kepada Bilal : Paman, maukah engkau sekali saja mengumandangkan adzan untuk kami? Kami ingin mengenang kakek kami. Ketika itu, Umar bin Khattab yang telah jadi Khalifah juga sedang melihat pemandangan mengharukan itu, dan beliau juga memohon kepada Bilal untuk mengumandangkan adzan, meski sekali saja. Bilal pun memenuhi permintaan itu. Saat waktu shalat tiba, dia naik pada tempat dahulu biasa dia adzan pada masa Rasulullah masih hidup. Mulailah dia mengumandangkan adzan. Saat lafadz Allahu Akbar dikumandangkan olehnya, mendadak seluruh Madinah senyap, segala aktifitas terhenti, semua terkejut, suara yang telah bertahun-tahun hilang, suara yang mengingatkan pada sosok Nan Agung, suara yang begitu dirindukan itu telah kembali. Ketika Bilal meneriakkan kata Asyhadu an laa ilaha illallah, seluruh isi kota madinah berlarian ke arah suara itu sambil berteriak, bahkan para gadis dalam pingitan mereka pun keluar. Dan saat bilal mengumandangkan Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah, Madinah pecah oleh tangisan dan ratapan yang sangat memilukan. Semua menangis, teringat masa-masa indah bersama Rasulullah, Umar bin Khattab yang paling keras tangisnya. Bahkan Bilal sendiri pun tak sanggup meneruskan adzannya, lidahnya tercekat oleh air mata yang berderai. Hari itu madinah mengenang masa saat masih ada Rasulullah diantara mereka. Hari itu adalah adzan pertama dan terakhir bagi Bilal setelah Rasulullah wafat. Adzan yang tak bisa dirampungkan. Bayangkan kita seolah sedang hidup bersama di tengah-tengah mereka. Hamba-hamba Allah yang selalu terhubung dengan langit dan merasakan indahnya ukhuwah dalam kebenaran dan kemuliaan. Maka jika masih ada batas dalam perjalanan ukhuwah kita, bisa dipastikan kita telah gagal menggenggam makna ukhuwah yang sebenarnya. Ada sebuah nasihat dari Ibnul Qoyyim Al Jauziyah : Ukhuwah itu hanya sekedar buah dari keimanan kita kepada Allah. Jadi jika ukhuwahnya bermasalah mari kita evaluasi keimanan kita kepada-Nya. Efek dari hubungan baik kita dengan yang ada di langit secara langsung berefek pada baiknya keterhubungan kita dengan bumi. Dalam sebuah kutipan ada yang mengingatkan kepada kita : Sebesar cintamu pada Allah, sebesar itu pula cinta orang lain kepadamu. Sebesar ketakutanmu akan murka Allah, sebesar itu pula keseganan orang lain terhadapmu. Sebesar kesibukanmu pada Allah, sebesar itu pula orang lain sibuk untukmu. (Kutipan Al-Mughirah) Begitu juga dalam Ayat Al-Qur'an : Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat. (QS. Al-Hujurat : 10) Hati yang beriman adalah hati yang indah, disebabkan dalam hati mereka selalu tersambung dengan Allah dan selalu meneladani Rasulullah. Hati yang indah adalah hati yang selalu mengulurkan rasa cinta kepada sesama. Hati mereka selalu tunduk pada Allah dan Rasulullah, sehingga mudah tunduk pada ukhuwah, meski dengan berbagai perbedaan yang ada. Maka tak perlu menjaga ukhuwah, karena ukhuwah hanya akibat dari iman. Semoga ukhuwah kita yang terjalin diakibatkan oleh iman yang ada di dalam hati-hati kita, Aamin. Salam Ukhuwah :D #share ๐Ÿ’–inni uhibbukunna fillah...

Umat & AlQur'an

24 Feb 12:10 Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah : "Aku tidak melihat sesuatu yang sanggup memberi gizi kepada akal dan jiwa, menjaga (kesehatan) tubuh dan menjamin kebahagian melebihi kontinuitas (seseorang) dalam membaca dan mentadaburi kitabullah" Salah seorang laki-laki bertanya pada seorang salaf : "Berapa banyak kita mesti membaca Al quran?, jawabnya : "Sesuai dengan kadar kebahagian yg engkau inginkan..." Allahu akbar... ๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’ Baarokallaahu fikum 24 Feb 18:07 - โ€ช+62 815-1128-5283โ€ฌ: Assalamu'alaikum wr wb... Ditengah gemerlap kehidupan saat ini, Alquran mulai ditinggalkan sebagian besar umat Islam. Anak2 generasi muda mulai asing dengan kitabnya sendiri, tdk nyaman dibilang alim, kuno, tidak gaul !!! Survey IIQ, lebih dari 60% umat Islam di Indonesia buta huruf Alquran, hanya sekitar 20% yg benar bacaannya, dan kurang dari 10% yg mengkajinya setiap hari. Sungguh memprihatinkan... Degradasi moral dan kesulitan hidup didunia tak lepas karena org Muslim tidak mengenal kitabnya (Alquran sebagai pedoman hidup di dunia dan akhirat). "ALQURAN AKAN MENJADI SYAFA'AT BAGI PEMBACANYA DI AKHERAT BAGI PEMBACANYA" (HR Muslim). "DAN BAGI YG MENINGGALKANNYA AKAN DITIMPA KEHIDUPAN YG SEMPIT..." (QS Thaha:124-127).

10 Nasihat Penting Untuk Para Pengguna Social Media

24 Feb 00:01 - 10 Nasihat Penting Untuk Para Pengguna Blackberry, whatsapp dan yang sejenis dengannya [Abu Haitsam al-Bantani, Lc] Nasihat Pertama : Ikhlash Jadikanlah media ini sebagai sarana untuk meraih ridha Allah Ta'ala, bukan untuk mendapatkan pujian dari manusia, ajang ujub, takabbur, maksiat, dan lain sebagainya. Nasihat Kedua : Tabayyun Periksalah terlebih dahulu kebenaran informasi yang ingin Anda sampaikan, jangan tergesa-gesa, karena berhati-hati dalam menyampaikan informasi merupakan akhlak mulia seorang mukmin. Nasihat Ketiga : Jangan Berdusta Ketika Anda hendak mengirim artikel, video, dll, dengan niat agar saudaramu terhibur dengannya itu hal yang sangat baik, namun tinggalkanlah jika hal tersebut harus dibangun di atas kedustaan.ย  Nasihat Keempat : Timbang Maslahat dan Mafsadahnya Jika yang ingin Anda sampaikan ada sisi baik dan ada sisi buruknya, sebaiknya tidak dulu disebarkan, karena mencegah sisi buruk lebih didahulukan dari mendapatkan sisi baiknya. Nasihat Kelima : Gunakan Bahasa Yang Baik Wahai saudaraku, bahasa yang baik itu gratis, gak perlu beli, mengapa kita masih merasa berat menggunakannya ??! Nasihat Keenam : Hindari Perkara Yang Tidak Ada Manfaatnya Ini merupakan tanda baiknya keislaman seseorang. Nasihat Ketujuh : Aturlah Waktu Yang Baik Dalam Memberikan Nasihat Ingatlah teladan kita adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan beliau sangat memperhatikan masalah ini. Nasihat Kedelapan : Jangan Lalai Jangan sampai media ini membuat Anda lalai dari dzikir kepada Allah, membaca Al-Qur'an, shalat berjama'ah, dan amalan ta'at lainnya. Nasihat Kesembilan : Luruskanlah Kekeliruan Saudaramu Dengan Cara Yang Bijak Nasihat kesepuluh : Amalkanlah Marilah kita berupaya mengamalkan nasihat yang kita kirim kepada orang lain, karena pandai mengolah kata tanpa disertai amal menjadi salah satu sebab datangnya murka Allah Ta'ala. Wallahu a'lam, semoga bermanfaat. Dari Ust. Muhammad Sulhan Jauhari, Lc. M.H.I

Halal Haramnya Musik Dalam Deretan Dalil-dalil Syar'i

23 Feb 12 Halal Haramnya Musik Dalam Deretan Dalil-dalil Syar'i Ketika para ulama berbeda pendapat tentang hukum halal dan haramnya musik, tergelitik bagi kita untuk meneliti latar belakang dan sebab perbedaan pendapat di antara mereka. Ternyata titik pangkal masalahnya memang ada begitu banyak dalil yang saling berbeda bahkan bertentangan, antara yang disimpulkan sebagai dalil yang menghalalkan musik di satu sisi, dengan dalil yang mengharamkannya. Dan ternyata kita menemukan cukup banyak dalil baik di dalam Al-Quran maupun di dalam As-Sunnah, baik yang mengharamkan maupun menghalalkannya.ย  A. Dalil Yang Mengharamkan 1. Al-Quran Tidak ada satu pun ayat Al-Quran yang secara tegas menyebut kata musik, alat musik atau lagu dan nyanyian. Sehingga dalil-dalil terkait dengan musik dan lagu di dalam Al-Quran umumnya bersifat penafsiran atas istilah-istilah yang punya makna banyak. Di antara istilah-istilah yang sering ditafsirkan para ulama sebagai musik dan lagu adalah : a. Surat Luqman : Lahwal Hadits Di antara dalil haramnya nyanyian dan musik di dalam Al-Quran adalah ayat yang menyebutkan tentang menyesatkan manusia dengan cara membeli apa yang disebut dengan lahwal-hadits (ู„ู‡ูˆ ุงู„ุญุฏูŠุซ). Ayat ini terdapat di dalam surat Luqman, yang oleh beberapa ulama disimpulkan sebagai ayat yang mengharamkan nyanyian dan lagu. ูˆูŽู…ูู†ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ู…ูŽู† ูŠูŽุดู’ุชูŽุฑููŠ ู„ูŽู‡ู’ูˆูŽ ุงู„ู’ุญูŽุฏููŠุซู ู„ููŠูุถูู„ู‘ูŽ ุนูŽู† ุณูŽุจููŠู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุจูุบูŽูŠู’ุฑู ุนูู„ู’ู…ู ูˆูŽูŠูŽุชู‘ูŽุฎูุฐูŽู‡ูŽุง ู‡ูุฒููˆุงู‹ ุฃููˆู„ูŽุฆููƒูŽ ู„ูŽู‡ูู…ู’ ุนูŽุฐูŽุงุจูŒ ู…ู‘ูู‡ููŠู†ูŒ Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan. (QS. Luqman : 6) Para ulama yang menyebutkan bahwa makna nya lahwal-hadits (ู„ู‡ูˆ ุงู„ุญุฏูŠุซ) diantaranya adalah Abudullah bin Masโ€™ud, Abdullah bin Al-Abbas, Jabir bin Abdillah, ridwanullahi โ€˜alaihim ajmaโ€™in. Demikian juga dengan pendapat Mujahid dan Ikrimah, mereka menafsirkan lahwal-hadits sebagai lagu atau nyanyian. Al-Hasan Al-Bashri mengatakan bahwa ayat ini turun terkait dengan lagu dan nyanyian. b. Surat Al-Anfal : Siulan dan Tepukan ูˆูŽู…ูŽุง ูƒูŽุงู†ูŽ ุตูŽู„ุงูŽุชูู‡ูู…ู’ ุนูู†ุฏูŽ ุงู„ู’ุจูŽูŠู’ุชู ุฅูู„ุงู‘ูŽ ู…ููƒูŽุงุก ูˆูŽุชูŽุตู’ุฏููŠูŽุฉู‹ ููŽุฐููˆู‚ููˆุงู’ ุงู„ู’ุนูŽุฐูŽุงุจูŽ ุจูู…ูŽุง ูƒูู†ุชูู…ู’ ุชูŽูƒู’ููุฑููˆู†ูŽ Sembahyang mereka di sekitar Baitullah itu, lain tidak hanyalah siulan dan tepukan tangan. Maka rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu. (QS. Al-Anfal : 35) Menurut pendukung haramnya nyanyian dan musik, Allah SWT telah mengharamkan nyanyian dan musik lewat ayat ini. Logika yang digunakan adalah bahwa kalau sekedar bersiul dan bertepuk tangan saja sudah haram, apalagi bernyanyi dan bermusik. Tentu hukumnya jauh lebih haram lagi. c. Surat Al-Israโ€™ : Suara ูˆูŽุงุณู’ุชูŽูู’ุฒูุฒู’ ู…ูŽู†ู ุงุณู’ุชูŽุทูŽุนู’ุชูŽ ู…ูู†ู’ู‡ูู…ู’ ุจูุตูŽูˆู’ุชููƒูŽ Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu (QS. Al-Israโ€™ : 64) Yang menjadi titik perhatian dalam ayat ini adalah kata bi shautika (ุจุตูˆุชูƒ). Dalam pendapat mereka, ayat ini termasuk ayat yang mengharamkan nyanyian dan musik; lewat tafsir dan pendapat dari Mujahid.ย  Beliau memaknainya dengan : bi-llahwi wal ghina (ุจุงู„ู„ู‡ูˆ ูˆุงู„ุบู†ุงุก). Al-Lahwi sering diartikan dengan hal-hal yang sia-sia, sedangkan al-ghinaโ€™ adalah nyanyian dan lagu. d. Surat Al-Furqan : Az-Zuur ูˆูŽุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ู„ุงูŽ ูŠูŽุดู’ู‡ูŽุฏููˆู†ูŽ ุงู„ุฒู‘ููˆุฑูŽ ูˆูŽุฅูุฐูŽุง ู…ูŽุฑู‘ููˆุง ุจูุงู„ู„ู‘ูŽุบู’ูˆู ู…ูŽุฑู‘ููˆุง ูƒูุฑูŽุงู…ุงู‹ Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya. (QS. Al-Furqan : 72) Menurut mereka, kata yasyhaduna az-zuur (ูŠุดู‡ุฏูˆู† ุงู„ุฒูˆุฑ), sebagaimana yang dikatakan oleh Mujahid, bahwa kata la yasyhaduna az-zuur itu maknanya adalah : tidak mendengarkan nyanyian atau lagu. Muhammad bin Al-Hanafiyah mengatakan hal yang sama. Maka mendengarkan nyanyian dan lagu hukumnya haram menurut penafsiran ayat ini. e. Surat Al-Qashash : Laghwi Sebagian ulama mengharamkan musik karena dianggap sebagai bentuk laghwi atau kesia-siaan, dan menurut mereka hal itu dilarang di dalam Al-Quran Al-Kariem. ูˆูŽ ุฅูุฐูŽุง ุณูŽู…ูุนูˆูุงู ุงู„ู„ูŽุบููˆูŽ ุฃูŽุนูุฑูŽุถูˆุงู ุนูŽู†ูู‡ ูˆูŽู‚ูŽุงู„ูˆุงู ู„ูŽู†ุง ุฃูŽุนูู…ูŽุงู„ู†ูŽุง ูˆูŽู„ูŽูƒู…ู ุฃูŽุนูู…ูŽุงู„ูŽูƒู…ู ุณูŽู„ูŽู… ุนูŽู„ูŽูŠููƒู…ู ู„ูŽุง ู†ูŽุจูุชูŽุบููŠ ุงู„ูุฌูŽุงู‡ูู„ููŠูู†ูŽ Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling daripadanya dan mereka berkata: "Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu, kesejahteraan atas dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang jahil". (QS. Al-Qashash : 55) f. Surat An-Najm : Samidun ุฃูŽููŽู…ูู†ู’ ู‡ูŽุฐูŽุง ุงู„ู’ุญูŽุฏููŠุซู ุชูŽุนู’ุฌูŽุจููˆู†ูŽ ูˆูŽุชูŽุถู’ุญูŽูƒููˆู†ูŽ ูˆูŽู„ุงูŽ ุชูŽุจู’ูƒููˆู†ูŽ ูˆูŽุฃูŽู†ุชูู…ู’ ุณูŽุงู…ูุฏููˆู†ูŽ Maka apakah kamu merasa heran terhadap pemberitaan ini? Dan kamu mentertawakan dan tidak menangis? Sedang kamu melengahkan(nya)? (QS. An-Najm : 59-61) Yang menjadi titik utama dari ayat ini adalah kata samidun (ุณุงู…ุฏูˆู†), dimana Abdullah bin Al-Abbas radhiyallahu mengatakan bahwa yang dimaksud dengan samidun di ayat ini adalah al-mughannun (ุงู„ู…ุบู†ูˆู†), yaitu orang-orang yang bernyanyi atau mendendangkan lagu. Hal yang sama dikatakan oleh Ikrimah.

MUSISI YANG BERTAUBAT DI TANGAN SHAHABATย NABI

Just another WordPress.com site August 16, 2012 MUSISI YANG BERTAUBAT DI TANGAN SHAHABAT NABI โ€œAdalah seorang pemuda yang bernama Dzaadzan seorang peminum khamr (minuman keras), dan ia penabuh gendang, lalu Allah memberinya rezki berupa taubat ditangan Abdullah bin Masโ€™ud Radhiyallahu โ€˜anhu maka menjadilah Dzaadzan termasuk orang-orang yang terbaik dari kalangan tabiโ€™in, dan salah seorang ulama yang terkemuka, dan termasuk orang-orang yang masyhur dari kalangan hamba Allah ahli zuhudโ€ [Lihat biografinya dalam Hilyatul Aulia 4/199, dan Bidayah wan Nihayah 9/74 dan Siyar โ€˜Alamun Nubala 4/280] Inilah kisah taubatnya, sebagaimana Dzaadzan meriwayatkannya sendiri, ia berkata : โ€œSaya adalah seorang pemuda yang bersuara merdu, pandai memukul gendang, ketika saya bersama teman-teman sedang minum minuman keras, lewatlah Ibnu Masโ€™ud, maka ia pun memasuki (tempat kami), kemudian ia pukul tempat (yang berisikan minuman keras) dan membuangnya, dan ia pecahkan gendang (kami), lalu ia (Ibnu Masโ€™ud0 berkata : โ€œKalaulah yang terdengar dari suaramu yang bagus adalah Al-Qurโ€™an maka engkau adalah engkauโ€ฆ engkauโ€. Dalam riwayat lain Ibnu Masโ€™ud berkata : โ€œAlangkah bagusnya suara ini ! kalau seandainya ia membaca Al-Qurโ€™an tentullah lebih baikโ€. Setelah itu pergilah Ibnu Masโ€™ud. Maka aku bertanya kepada temanku : โ€œSiapa orang ini ?โ€ mereka berkata : โ€œIni adalah Abdullah bin Masโ€™ud (sahabat Nabi Shallallahu โ€˜alaihi wa sallam)โ€. Maka dengan kejadian itu (dimasukkan) dalam jiwaku perasaan taubat. Setelah itu aku berusaha mengejar Abdullah bin Masโ€™ud sambil menangis, (setelah mendapatinya) aku tarik baju Abdullah bin Masโ€™ud. Maka Ibnu Masโ€™ud pun menghadap kearahku dan memelukku menangis. Dan ia berkata : โ€œMarhaban (selamat datang) orang yang Allah mencintainyaโ€. Duduklah! lalu Ibnu Masโ€™ud pun masuk dan menghidangkan kurma untukku [Siyar โ€˜Alamun Nubala 4/28] Kita dapat mengambil pelajaran dari kisah diatas, bahwa kita mengetahui kejujuran Abdullah bin Masโ€™ud dan niatnya yang baik, serta tujuannya yang benar dalam berdakwah kepada Dzaadzan yang menyebabkannya mendapat petunjuk dan bertaubat, sebagaimana dikatakan Abdul Qadir Jailani (561H) semoga Allah merahmati beliau, mengomentari kisah tersebut : โ€œLihatlah berkahnya kejujuran (kebenaran), ketaatan dan niat baik, bagaimana Allah memberi petunjuk Dzaadzan melalui Abdullah bin Masโ€™ud dikarenakan kejujuran dan tujuan baiknya, maka seorang yang rusak (perangai dan ahlaknya) tidak akan dapat engkau perbaiki hingga engkau sendiri menjadi seorang shalih (baik) dalam dirimu, takut kepada Rabbmu jika engkau bersendirian, ikhlas kepadaNya jika engkau bergaul dengan mahluk dengan tanpa berbuat riyaโ€™ dalam tindakan dan tingkahmu, meng-Esakan Allah dalam seluruh hal ini, dan ketika engkau ditambah petunjuk dan bimbingan oleh Allah, engkau menjaga dirimu dari hawa nafsu dan dari penyelewangannya oleh syaitan dari kalangan jin dan manusia, dan (engkau jaga dirimu) dari seluruh kemungkaran, kefasikan, bidโ€™ah dan seluruh kesesatan, maka akan dihilangkan darimu kemungkaran dengan tanpa terbebani, sebagaimana hal ini terjadi pada zaman kita ini, seseorang mengingkari satu kemungkaran namun terjerumus dalam banyak kemungkaran, dan kerusakan yang besar โ€ฆ.โ€ [Al-Ghunyah 1/139-140] Dan perkara lain yang kita ambil faedah dari kisah diatas bahwasanya Ibnu Masโ€™ud telah menempuh cara yang โ€œsyarโ€™iyyahโ€ (cara yang sesuai dengan agama) yang paling utama dalam merubah kemungkaran, tatkala ia mampu merubah kemungkaran dengan โ€ฆtangannya, maka iapun merubah kemungkaran dengan tangannya, ia pecahkan kendang dan ia hancurkan bejana minuman keras. Sungguh pada diri Abdullah bin Masโ€™ud terdapat permisalan yang mengagumkan dalam keberanian dan maju membela kebenaran, serta dalam merubah kemungkaran. Ia tidak takut celaan orang yang suka mencela. 23 Feb 12:34 - โ€ช+62 823-3767-4849โ€ฌ: http://gizanherbal.wordpress.com/2011/06/02/musisi-yang-bertaubat-di-tangan-shahabat-nabi/

RAPUHNYA RUMAH PERADABAN KITA

Terima kasih Laba-laba... Sahabat muliaโ€ฆ Di hari berlipat barakah ini, in syaa Allahโ€ฆ dengan tulus kusampaikan terima kasihku kepada seekor binatang, laba-laba. "Syukran ayyatuha-l-'ankabut". Ya, Laba-laba โ€ฆ! Bersebab pelajaran penting darinya untuk memberi warna dan makna bagi kehidupan ku, pun pula sahabat-sahabat mulia, dan kita semua. Laba-laba, atau disebut juga labah-labah, kata para ahli, adalah sejenis hewan ber-buku-buku (arthropoda) dengan dua segmen tubuh, empat pasang kaki, tak bersayap dan tak memiliki mulut pengu-nyah. Ia juga dikategorikan sebagai hewan pemangsa (karnivora), bahkan kadang-kadang kanibal. Sahabat kehidupan ini mampu menghasilkan benang sutera --yakni helaian serat protein yang tipis namun kuat-- dari kelenjar (disebut spin-neret) yang terletak di bagian belakang tubuhnya. Jangan pernah tanya kekuatan benang dan jaring rumah Laba-laba ini. Kata HarunYahya, benang yang digunakan Laba-laba sama ajaibnya dengan jaring itu sendiri. Benang laba-laba lima kali lebih kuat dari serat baja dengan ketebalan yang sama. Ia memiliki gaya tegang seratus lima puluh ribu kilogram per meter persegi. Jika seutas tali berdiameter tiga puluh sentimeter terbuat dari benang laba-laba, maka ia akan mampu menahan berat seratus lima puluh mobil. Ilmuwan menggunakan benang laba-laba sebagai model ketika membuat bahan yang dinamakan Kevlar, yakni bahan pem-buatan jaket anti peluru. Peluru berkece-patan seratus lima puluh meter per detik dapat merobek sebagian besar benda yang dikenainya, kecuali barang yang terbuat dari Kevlar. Tetapi, benang laba-laba sepuluh kali lebih kuat daripada kevlar. Benang ini juga lebih tipis dari rambut manusia, lebih ringan dari kapas, tapi lebih kuat dari baja, dan ia diakui sebagai bahan terkuat di dunia. Masalahnya, mengapa Al-Qur'an menyebut rumah Laba-laba sebagai "rumah ter-lemah"?. ูˆูŽุฅูู†ู‘ูŽ ุฃูŽูˆู’ู‡ูŽู†ูŽ ุงู„ู’ุจููŠููˆุชู ู„ูŽุจูŽูŠู’ุชู ุงู„ู’ุนูŽู†ู’ูƒูŽุจููˆุชู ู„ูŽูˆู’ ูƒูŽุงู†ููˆุง ูŠูŽุนู’ู„ูŽู…ููˆู†ูŽ "Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui." (QS Al-'Ankabut/ 29:41) Sahabat muliaโ€ฆ Coba perhatikan seksama ! Allah melekatkan sifat "lemah" atau "rapuh" pada "rumah" Laba-laba, bukan pada benang sutera teramat kuat yang menjadi bahan dasar konstruksinya. Ayat terbaca di atas memvisualisasi rapuh dan lemahnya dimensi spiritual, moral ataupun rekatan sosial pada "rumah Laba-laba" : para penghuninya, bukan bahan dasar konstruksi dan bangunannya! Sebuah rumah yang hanya ditempati oleh sekumpulan bangkai yang saling me-mangsa dalam hidupnya!. Seekor Laba-laba betina membunuh "pasangannya" dan mencampakkannya ke luar rumah, setelah ia berhasil melahirkan keturunannya. Pun pula di kemudian hari, anak-anak Laba-laba tersebut membunuh induk betinanya, lalu mencampakkannya seperti yang pertama!. Subhanallaah !. Sebuah rumah yang kehilangan fungsi spiritual dan sosialnya. Tak ada pelukan hangat bagi anak-anak dari ibunya. Tak pula seorang ayah yang melindungi anak-anaknya. Apatah lagi seorang ibu yang "berhati ibu". Tak pula kehangatan per-saudaraan dalam suka dan duka. Sebuah rumah yang tak melindungi peng-huninya; tidak dari sengatan matahari, tidak dari kedinginan malam. Tidak dari hembusan angin bertiup kencang. Tidak pula dari rintik hujan. Tiada melindungi aurat dari dalam. Dari luar pun tiada menahan serangan si zalim! Sahabat muliaโ€ฆ Bersebab pentingnyta pesan, dalamnya makna, serta luasnya dimensi serta cakup annya, Allah Ta'ala abadikan namanya untuk sebuah surah, "Al-'Ankabut". Surah mulia ini banyak sekali bertutur kepada kita tentang fitnah dalam kehidupan ini, diawali dengan pertanyaan menggugah jiwa : ุงู„ู…. ุฃูŽุญูŽุณูุจูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ุฃูŽู†ู’ ูŠูุชู’ุฑูŽูƒููˆุง ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽู‚ููˆู„ููˆุง ุขูŽู…ูŽู†ู‘ูŽุง ูˆูŽู‡ูู…ู’ ู„ูŽุง ูŠููู’ุชูŽู†ููˆู†ูŽ. ูˆูŽู„ูŽู‚ูŽุฏู’ ููŽุชูŽู†ู‘ูŽุง ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ู…ูู†ู’ ู‚ูŽุจู’ู„ูู‡ูู…ู’ ููŽู„ูŽูŠูŽุนู’ู„ูŽู…ูŽู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุตูŽุฏูŽู‚ููˆุง ูˆูŽู„ูŽูŠูŽุนู’ู„ูŽู…ูŽู†ู‘ูŽ ุงู„ู’ูƒูŽุงุฐูุจููŠู†ูŽ "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: 'Kami telah beriman', sedang mereka tidak diuji lagi?. Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta." (QS Al-'Ankabut/ 29:1-3) Sahabat muliaโ€ฆ Apa relasi antara "jaring Laba-laba" (al-'ankabut) dengan "fitnah" yang mendera dalam hidup ini ? Yakinlah, fitnah itu semakin hari semakin dahsyat. Ia menerpa lebih cepat dari apa yang kita imajinasikan. Tak ada ruang kosong dalam hidup ini kecuali disusupi oleh fitnah ini, bahkan di ruang yang sangat terdalam dalam kehidupan pribadi seseorang. Ia datang dari segala penjuru; terstuktur rapi, saling terkait dan berse-nyawa, sistematis, persis seperti jaring seekor Laba-laba!. Rumit, kompleks, dan tak mudah dihindari. Sahabat muliaโ€ฆ Dalam suasana fitnah yang sarat kegamangan bersikap bagi tidak sedikit orang, sebagai manusia beriman hendak lah selalu memperbaharui struktur keiman-an kita, juga merawat jiwa yang padanya iman itu bersemayam. Pertautkan tiga serasi; kebeningan qolbu, kesehatan akal dan produktifitas jasmani yang tak lelah menebar segala kebaikan dan manfaat bagi semesta! Tunaikan ajaran junjungan kita, Rasulullah 'alaihissalam : ุจูŽุงุฏูุฑููˆุง ุจูุงู„ุฃูŽุนู’ู…ูŽุงู„ู ููุชูŽู†ู‹ุง ูƒูŽู‚ูุทูŽุนู ุงู„ู„ูŽู‘ูŠู’ู„ู ุงู„ู’ู…ูุธู’ู„ูู…ู ูŠูุตู’ุจูุญู ุงู„ุฑูŽู‘ุฌูู„ู ู…ูุคู’ู…ูู†ู‹ุง ูˆูŽูŠูู…ู’ุณูู‰ ูƒูŽุงููุฑู‹ุง ุฃูŽูˆู’ ูŠูู…ู’ุณูู‰ ู…ูุคู’ู…ูู†ู‹ุง ูˆูŽูŠูุตู’ุจูุญู ูƒูŽุงููุฑู‹ุง ูŠูŽุจููŠุนู ุฏููŠู†ูŽู‡ู ุจูุนูŽุฑูŽุถู ู…ูู†ูŽ ุงู„ุฏูู‘ู†ู’ูŠูŽุง โ€œBersegeralah melakukan segala kebaikan sebelum datang kepada kalian fitnah yang teramat samar bagai bagian malam yang gelap gulita. Seseorang menjalani hidup nya di pagi hari dalam keadaan beriman, lalu sorenya ia menjadi kafir. Atau menjala-ni hidupnya di waktu sore dalam keadaan beriman, lalu di waktu pagi ia menjadi kafir. Ia jual amanya dengan sedikit saja keun-tungan dunia." (HR Muslim) Sahabat mulia, Hari iniโ€ฆ Meski sebiji dzarrah Kebaikan itu bermakna Diterima Allah Ta'ala, B e s o kโ€ฆ Di Akherat Meski emas perak Berberat bumi seisinya Jabatan kedudukan terhormat Keturunan bermartabat Takkan diterimaNya Sebagai tebusan Adakah diri ini berdalih Menunaikan kebaikan-kebaikan Meski bertara biji dzarr? 23 Feb 07:23 - โ€ช+62 856-4708-1192โ€ฌ:

Ibu Para Syuhada

IBU PARA SYUHADA Abu Qudamah Asy ! adalah seorang laki-laki yang Allah Taโ€™ala telah karuniakan kepadanya kecintaan dengan ibadah jihad, beliau Rohimahullah terjun langsung dalam banyak pertempuran melawan bangsa romawi. Pada suatu hari beliau rahimahullah bermajelis di masjid Rasulullah shalallahu โ€˜alaihi wa sallam bercerita tentang sebagian peperangan yang pernah dialaminya. Para jamaโ€™ah meminta beliau untuk menceritakan peristiwa peperangan yang paling berkesan bagi beliau dalam jihadnya. Abu Qudamah Asy Syamy bercerita, suatu hari beliau dan para mujahidin berangkat berjihad untuk memerangi Romawi, mereka melewati kota Raqqah yang berada di tepi sungai Eufrat, lalu Abu Qudamah membeli onta untuk kendaraan perangnya. Ketika beliau sedang di Raqqah, ada seorang wanita yang datang menjumpainya. Wanita tersebut mengatakan kalau dia ingin menginfaqkan rambutnya di jalan Allah, dia telah mengguntingnya dan mencelupnya dengan debu. Wanita ini berharap rambutnya itu bisa digunakan untuk tali kekang kuda dan onta para mujahidin. Wanita shalihah ini juga bercerita bahwa suami dan anak-anaknya telah berjihad dan gugur syahid di jalan-Nya, dan tidak ada yang tertinggal kecuali satu anak laki-laki yang baru berumur 15 tahun. Walaupun anaknya masih kecil, namun dia adalah anak laki-laki yang rajin mengerjakan shaum (puasa โ€“red) dan qiyamul lail (shalat malam โ€“red), hafal Qurโ€™an dan ahli dalam menunggang kuda. Dia adalah sebaik- baik remaja. Ibu shalihah ini mengatakan kalau anaknya tersebut sekarang sedang dalam perjalaan jauh ke luar kota, kalau dia kembali maka dia akan mengirim anaknya tersebut untuk berjihad dengan pasukan Abu Qudamah Asy Syamy. Dia mengharapkan anaknya meraih kesyahidan sebagai hadiah yang dia persembahkan kepada Allah Taโ€™ala. Abu Qudamah dan mujahidin lainnya menunggu cukup lama kedatangan pemuda tersebut di kota Raqqah, namun belum datang juga. Maka Abu Qudamah dan para mujahidin meninggalkan kota Raqqah dan melanjutkan perjalanan untuk memerangi bangsa Romawi. Ketika para mujahidin dalam perjalanan menuju Romawi, datang seorang pemuda mujahid yang menunggang kudanya menghampiri mereka. Lalu dia bericara kepada Abu Qudamah Asy Syamy. Maka Abu Qudamah pun mengenalinya bahwa dia adalah anak laki-laki dari ibu shalihah di kota Raqqah tadi, yang bapak dan saudara-saudaranya telah berjumpa dengan Allah Taโ€™ala sebagai syuhada, dan pemuda inipun ingin gugur syahid seperti mereka semua. Allahu Akbar! Abu Qudamah melihat anak tersebut masih terlalu kecil, dan dia khawatir, maka dia berusaha mengembalikan anak tersebut kepada ibunya. Tetapi pemuda tersebut ngotot untuk tetap ikut berjihad bersamanya. Pemuda itu mengatakan kalau dia ahli dalam menunggang kuda dan menembak, hafal Qurโ€™an dan paham dengan sunnah Nabi shalallahu โ€˜alaihi wa sallam dan dia juga ingin menjadi syahid dari anak orang yang syahid. Subhanallah! Pemuda tersebut mengatakan kepada Abu Qudamah bahwa ibunya telah menyatakan perpisahan dengannya. Ibunya berharap agar dia penuh semangat dalam meraih syahadah dan agar tidak lari ke belakang dari pertempuran melawan orang-orang Kafir. Ibunya juga meminta agar dia menyerahkan jiwanya untuk Allah dan kelak tinggal bersama dengan bapak serta saudara-saudaranya yang telah syahid di jannah. Abu Qudamah terkesan dengan penuturan pemuda tersebut, lalu dia mengizinkan pemuda itu untuk berjihad bersamanya. Ketika telah dekat dengan benteng bangsa Romawi bersamaan dengan waktu matahari terbenam, maka para mujahidin bersiap untuk berbuka puasa. Pemuda tersebut dengan suka cita memasakkan dan menyiapkan makanan berbuka untuk mujahidin. Malam hari ketika pemuda tersebut sedang tertidur, Abu Qudamah memandangnya, tiba-tiba pemuda itu tertawa dalam tidurnya, lalu Abu Qudamah memanggil ikhwan mujahidin lainnya agar melihat pemuda tersebut, mereka semua takjub dengan kejadian ini. Ketika pemuda itu bangun, Abu Qudamah dan ikhwan lainnya bertanya mengapa dia tertawa ketika sedang tidur? Pemuda itu mengatakan kalau mimpi indahnya yang membuatnya tertawa, dia melihat dirinya berada di taman yang hijau, ditengahnya terdapat istana yang dinding kamar-kamarnya terbuat dari emas dan perak, di dalamnya ada wanita-wanita syurga yang wajahnya seindah bulan. Ketika melihat pemuda itu datang, wanita-wanita syurga ini turun menyambutnya, lalu pemuda itu melambaikan tangannya untuk memegang salah satu wanita syurga itu, namun mereka berkata: โ€œJangan terburu, sabar! Engkau adalah suami dari bidadari syurga yang ada di dalam istana iniโ€. Lalu pemuda tersebut naik memasuki istana, sampai di dalamnya dia melihat bidadari syurga laksana matahari, kecantikannya menyilaukan mata. Bidadari tersebut menyambut kedatangan pemuda itu, ia berkata: โ€œEngkau adalah miliknya, dan dirinya adalah milik pemuda tersebutโ€. Pemuda itu segera menjulurkan tangannya untuk memegang bidadari syurga, maka bidadari itu berkata: โ€œJangan terburu-buru! Bulan madu kita adalah besok setelah shalat dzuhur, bergembiralahโ€ฆ..!โ€ Maka pemuda itu sangat gembira sekali sampai tertawa dalam tidurnya. Esok pagi harinya, pasukan mujahidin sampai di markas Romawi, pertempuranpun berkecamuk, orang-orang Romawi menyerang mujahidin, maka pemuda sang penunggang kuda dan ikhwan mujahidin lainnya melawan serangan Romawi. Pemuda tersebut berperang dengan gagah berani dalam pertempuran, dia banyak membunuh musuh. Pertempuran berlangsung dengan sengit dan dalam tempo yang lama, sehingga banyak yang terbunuh dari kedua pihak. Ketika pertempuran berakhir kaum Muslimin mendapat kemenangan. Abu Qudamah berdiri ditengah para korban pertempuran, dia mendapati pemuda tersebut adalah salah satu yang korban terluka, berlumuran darahnya dan penuh tertutup debu sekujur tubuhnya. Abu Qudamah menghampirinya, lalu pemuda itu mengatakan kalau mimpinya adalah benar, bidadari syurga yang dia lihat dalam mimpinya sekarang sedang berdiri di dekatnya menunggu ruhnya. Pemuda itu meminta kepada Abu Qudamah untuk menyimpan gamisnya yang berlumuran darah agar diberikan kepada ibunya, sehingga ibunya mengetahui kalau dia tidak melalaikan wasiat ibunya. Lalu pemuda itu bersyahadat dan menyerahkan ruhnya untuk berjumpa dengan Allah Taโ€™ala sebagai syahid. Kemudian jenazah pemuda tersebut dikuburkan dengan pakaiannya di tempat itu. Ketika Abu Qudamah kembali ke kota Raqqah, dia melewati depan rumah wanita ibu pemuda tersebut, ibunya para syuhada. Abu Qudamah melihat saudara perempuan kecil dari pemuda tersebut sedang berdiri di depan pintu rumahnya sambil bertanya tentang kabar saudara laki-lakinya. Abu Qudama minta izin untuk berbicara dengan ibunya. Ketika ibunya keluar dan melihat Abu Qudamah, dia bertanya: โ€œApakah engkau datang dengan membawa kabar duka atau kabar gembira?โ€ Abu Qudamah menjawab: โ€œApa bedanya antara kabar duka dan kabar gembira?โ€ Ibu shalihah itu menjawab: โ€œJika anakku datang kembali bersamamu dengan selamat, ini adalah berita duka! Namun jika dia terbunuh sebagai syahid, inilah kabar gembira!โ€ Allahu Akbar! Abu Qudamah berkata: โ€œBergembiralah! Allah Taโ€™ala telah menerima hadiah persembahanmu, anakmu telah gugur syahid untuk berjumpa dengan-Nyaโ€. Maka ibu pemuda itu bergembira dan berkata: โ€œAlhamdulillah, segala puji bagi Allah Taโ€™ala yang telah menjadikan anakku sebagai simpananku kelak pada hari akhirโ€. Subhanallah , ... amat mengesankan... Tidakkah kita cemburu kepada pemuda itu,... Berbulan madu dengan bidadari surga.... 22 Feb 13:47 - UkumRusyidasab: share dari ust.SuryanaPadma di group SOLUSI ISLAM.